-->

Rabu, 20 Februari 2013


“Nowana black and white…..” terdengar suara HP GNa berbunyi. Ia pun segera merogoh tasnya, dan ternyata ada SMS masuk. “ Kau sedang apa? “ dibacaya pesan itu. Lalu jari-jarinya segera bergerak menekan tombol. Tampaknya ia akan membalas pesan dari kekasih yang dicintainya itu.
”Sedang memikirkanmu.....” balasnya. Dan tidak lama kemudian pesannya dibalas. ”Aku juga.....kalau begitu datanglah .......bogosiphoyo.....”. Sebuah senyuman mengembang di bibir Gna saat membaca pesan itu. Lalu dilangkahkan kakinya keluar rumah dan masuk ke dalam mobil kesayangannya itu.

#Gna Pov#

Aku sampai juga....kulangkahkan kakiku masuk ke dalam. Rumah ini adalah rumah yang sangat spesial bagiku dan DuJun. Saat kami nanti menikah, kami akan pindah ke rumah ini. Kami menyebut rumah ini dengan sebutan Du na (DuJun Jina)Rumah ini sangat nyaman apalagi ditambah dengan kehangatan cinta kami berdua.
”Kau sudah datang?” dia menghampiriku.
”Ne.....”
”Saranghae......” dia mengecup keningku dengan hangat.
”Hya! Aku ingin mengucapkan sesuatu.....” kataku dengan serius.
”Mwol?”
”Na.......pegophayo...” aku menggerutu.
”Aish.....” DooJoon mengacak-acak rambutku.”Kenapa kau harus lapar?”
“Tentu saja karena belum makan….memangnya karena apa lagi!”
”Aish.....Qeure......bagaimana kalau kita memasak bersama?” tawarnya.
”Masak apa?”
”Nasi goreng cinta yang spesial.....”
”Dasar alay!” aku beranjak ke dapur.
”Hya! Apa katamu!”dia menyusulku.

Aku tidak menjawabnya. Aku menyiapkan alat-alat memasakku. Dan tiba-tiba dia memelukku dari belakang. “Aku tidak alay!” katanya sambil memelukku.
“Jadi apa lagi kalau bukan alay? Mmmm.....mungkin lebay? Benarkan?”
“Ani.......”
”Aish...kalau begitu lepaskan aku!”
”Weo? ”
”Hya! Tadi kau bilang kita akan memasak berdua....!”
”Baiklah.....” dia pun melepaskan pelukannya.
”Kuliti bawang ini!”s
”Lalu apa kerjamu?”
”Aku akan menggoreng telur.....”
”Qeure.....”

”Aish......mataku perih ...” jeritnya.”Hya! Jebal....ini sangat perih!”
Aku pun segera mengambil handuk kecil. ”Ini ! Jangan gosok matamu dengan tangan! Nanti tambah perih! Pakai ini!”saranku.
Dengan cepat dia mengambil handuk kecil itu.” Perih sekali!”
“Sekarang ayo cuci tangan! Setelah itu basuh wajahmu!” aku pun menuntunnya ke kamar mandi. Lalu dia cuci tangan dan membasuh wajahnya.
”Aish.....mata indahku ini jadi merah!” keluhnya.
”Mwo? Mata indah? Sudah menderita....kau masih tetap sombong!”
”Aku tidak sombong ,tapi itu kenyataan. Apa kau tidak bangga kalau kekasihmu punya mata indah seperti ini!”
”Hya! Apa kau belum mandi?”  tanyaku.
“Mwo? Hya! Itu tidak mungkin!”
“Jadi, kalau bukan bau badanmu, ini bau apa?”
“Mmm.....” DooJoon mencoba menebak-nebak bau apa itu.”Mmmm....ini....mmm....mungkin....mmm.....ya....ini adalah....bau......gosong....bau gosong...!”
“Bau gosong? Oh....iya, telurku!” aku segera berlari ke dapur. Dan benar, telur yang tadi kugoreng telah gosong. Itu artinya aku harus menggoreng telur lagi. Aish...menyebalkan!
“Bagaimana? Apa benar-benar gosong?” DooJoon sedah kembali dari kamar mandi.
“Ne...”jawabku.”Apa kau mau menguliti bawang lagi?”
”Siro!!!!” tolaknya.
”Aish....malangnya nasibku! Aku harus menguliti bawang dan menggoreng telur. Lalu menggoreng nasinya juga.”
”Mian.....”
”Hya! Bagaimana kalau kau yang menggoreng telurnya?”
”Siro!!!”
”Aish.....malangnya nasibku.....” aku mengeluh.
”Mian...tapi aku tidak mau!”
”Weo? Bukankah sepasang kekasih itu harus saling membantu?”
”Mmmm.....mungkin kali ini berbeda?”
“Di mana cintamu?”
Baiklah! Jangan mengeluh lagi! Aku akan menggoreng telurnya!” dia akhirnya mengalah.
”Ha..ha...ha....kumawo chagi! “ kataku dengan manis.
“Kalau bukan demi cinta, aku tidak akan melakukannya!”gerutu DooJoon.
Kami pun memasak lagi, sampai nasi goreng itu masak dan tersaji di meja makan.” Wah! Wanginya!” kataku.
”Ini aroma cinta!” ucap DooJoon.
”Selamat makan!” kataku sebelum menyantap nasi goreng itu.
Lalu kami menyantapnya dengan lahap.
”Kenyangnya....!” kataku.
”Aku juga!” ucap DooJoon.

”Nowana black and white..........”bunyi HPku. Ada pesan masuk, aku pun membacanya.
“Mian….aku harus pergi! Ada urusan penting!” kataku pada DooJoon.
”Wegure?”
”Mian!”
”Apa yang lebih penting dari aku?”
“Mian! Tapi aku harus segera pergi….”
”Tidak boleh!”
”Hya! Ini benar-benar penting!”
“Kalau begitu katakan itu pesan dari siapa?”
”Mmmm...”
”Nuga?”
”Dari seorang teman.....”
“Teman? Jadi teman lebih penting dari kekasih.....”
”Bukan begitu!”
”Yeoja.....atau......namja?”
”Kau tidak perlu tahu!”
”Aku perlu tahu! Jawab aku!”
”Namja! Sudahkan? Sekarang aku boleh pergi, kan?”
”Namja? Apa kau sadar kalau sekarang kau sedang berbicara dengan kekasihmu?”
”Ara......”
”Kalau begitu , jangan pergi!”
”Mian...aku harus pergi! Aku sudah janji! ” kataku sambil berlalu .
”Hya! Gna! Hya!”dia berusaha menghentikanku, tapi aku terus melangkah. Aku harus pergi, aku sudah janji......aku harus menemui seorang teman.....

#Di Taman#

”Gna!” panggil seseorang. Aku pun memutar kepalaku untuk mengetahui siapa yang tadi memanggilku. Ternyata HyunSeung!”
”Hya! Tadi kupikir kau tidak akan datang! Ternyata kau datang!”
”Tentu saja! Aku kan tidak pernah melanggar janjiku!”
”Ini...” aku menyerahkan sebuah bingkisan beserta sepucuk surat. Itu adalah surat dari sahabatku, namanya Hyuna...dialah alasanku tetap datang menemui Hyunseung walaupun harus membuat DooJoon marah. Hyna adalah sahabat baikku, dia sudah lama menukai HyunSeung. Aku sangat ingin membuat mereka menjadi sepasang kekasih.
”Apa ini?”
”Itu dari Hyuna....,dia malu memberinya padamu! Jadi dia menitipnya padaku!”
”Hyuna?”
”Ne....”
”Katakan kalau aku sangat berterimakasih!”
”Ne.....Kau juga harus memberinya hadiah!”
“Hadiah?”
“Ne, aku akan membantumu untuk memilih hadiah yang disukainya!”
“Qeure….”
“Mmm…kita membeli hadiah ke mana ,ya?”
“Mmm….memangnya dia suka apa?”
”Dia suka boneka......boneka kucing.....”
”Oh....sepertinya di toko yang itu ada boneka!”
”Kalau begitu kita ke sana!”
Kami pun berjalan menuju toko itu.” Bagaimana dengan hubungan kalian? Masih tetap romantis dan bahagia?”
“Apa maksudmu?”
“Jangan pura-pura bodoh!”
“Hubungan apa?”
“Hubunganmu dengan kekasihmu itu?”
“Kekasihku? Maksudmu DooJoon?”
”Siapa lagi? Memangnya kau punya berapa kekasih?”
”Hya! Aku ini setia!”
”Benarkah?”
”Tentu saja!”
”Menurutku kalian adalah pasangan paling diidamkan semua orang!”
”Weo?”
”Tentu saja! Kalian itu romantis, saling mencintai, dan masih banyak lagi...”
”Jinja?”
”Qeure....”
Perbincangan itu membuat kami tidak sadar, bahwa toko itu sudah berada di depan mata.
”Ayo!” ajaknya.
Kami pun masuk, dan melihat-lihat boneka kcing yang lucu. ”Apa ini bagus?” tanya Hyunseung.
”Mmm....sepertinya Hyuna akan lebih suka yang ini!” aku menunjuk sebuah boneka kucing putih yang sangat manis.
”Qeure?”
”Ne...aku jamin!”aku meyakinkannya.”Onnie! Kami beli yang ini!” kataku pada penjaga toko itu.
”Wah! Ini pilihan yang tepat! Semoga hubungan kalian abadi!” ucapnya.
Lalu kami meninggalkan toko itu.” Dia menyangka kalau kita adalah sepasang kekasih!” ucapku.
”Ne, tapi kalau kita menjelaskannya akan memakan waktu yang agak lama.”
”Baiklah! Nanti bungkus boneka kucing manis ini! Lalu jangan lupa balas suratnya! Arosso!”
”Ne......”

#Esok harinya#

Senangnya....hari ini aku libur.......Mmm...apa yang akan kulakukan ,ya? Mm.....aku akan sarapan, lalu pergi ke mall. Ha..ha...ha...Sudah lama aku tidak libur. Setelah di mallseharian, aku akan pergi ke sauna.
Mmm....mungkin akan lebih menyenangkan jika aku pergi dengan DooJoon. Lebih baik sekarang aku meneleponnya.
Aku pun meraih HP ku yang ada di atas meja. Lalu menghubunginya. Tapi, tidak dijawab. Ada apa? Sebelumnya dia tidak pernah mengabaikan teleponku. Apa Hpnya tertinggal di suatu tempat?
Ah...munkin lebih baik aku menemuinya. Mm.....kira-kira dia di mana ,ya? Di rumahnya, atau di rumah DuNa? Ah...lebih baik aku ke rumah DuNa dulu, kalau dia tidak ada baru aku ke rumahnya.
Aku pun pergi ke rumah DuNa. Tapi, di sana tidak ada orang. Mungkin dia di rumahnya. Lalu aku pergi ke rumahnya, benar saja, mobilnya masih di sana. Aku pun mertanya pada pembantunya apa DuJun ada di rumah. Dan dia bilang DuJun ada di rumah. “Tolong panggilkan ,ya!” pintaku.
Tidak lama kemudian, DuJun turun dari lantai atas, “Wegure?” katanya dingin.
”Apa harus ada alasan agar seorang wanita bisa bertemu dengan kekasihnya?” kataku.
”Tolong jangan berbelit-belit! Katakan apa maumu?”
”Ada apa denganmu?”
”Aku bilang katakan apa yang membawamu ke sini!”
”Hari ini aku libur. Jadi aku ingin mengajakmu ke mall!”kataku terang-terangan.
”Kenapa kau tidak pergi bersama cinggumu yang penting itu?”
”Mwo?”
”Kau kan lebih memilihnya daripada aku! Jadi pergilah bersamanya!”
”Jadi kau marah? Hya! Kita kan bukan anak-anak lagi, jadi tolong ubah sifatmu itu!”
”Apa kau tahu bagaimana perasaanku saat kau lebih memilih temanmu yang tidak jelas itu daripada aku? Apa kau tahu? Apa kau pernah berpikir tentang perasaanku?”
”Mian!”
”Kau meminta maaf, tapi kau samasekali tidak menyesal ,kan!” bentak DuJun. Selama ini, aku tidak pernah membentakku. Apa kesalahanku ini sudah sangat fatal?
”Mian! Aku menyesal! Aku tidak tahu kalau kau akan semarah ini! Aku tidak akan mengulanginya lagi! Mian! Jeongmal mianhe!”
Sepertinya dia tidak yakin kalau aku benar-benar menyesal. Dia membalikkan tubuhnya dan hendak kembali ke kamarnya. Melihat itu, aku langsung mengejarnya dan memeluknya dari belakan. ” Mianhe!” kataku.”Jeongmal mianhe! Aku tidak akan mengulanginya! Aku mencintaimu! Semalam aku hanya bertemu seorang teman! Kami hanya teman!  Tidak lebih! Saranghae!”
”Jinja?”
”Ne.....aku sudah punya kau. Mana mungkin aku mencintai namja lain....”
Mendengar ucapanku, dia membalikkan badannya lalu memelukku.” Aku juga sangat mencintaimu! Aku tidak ingin kau pergi! Aku sangat takut kehilanganmu!”ucapnya.
Lalu dia melepaskan pelukannya, dan memegang daguku. Wajahnya mendekat.....sekarang tidak ada jarak diantara kami berdua. Bahkan, bibir kami pun telah menyatu. Dengan lembut, dilumatnya bibirku.


#Esoknya#
#DuJun Pov#

Hari ini JiNa sangat sibuk. Aku jadi tidak bisa menemuinya. Aku rindu padanya. Aku pun terus melangkahkan kakiku di taman ini, sampai mataku tiba-tiba terhenti karena melihat sesorang. Dia....dia...adalah orang yang kucintai dulu.
”Anyeongaseyo! Lama tidak bertemu! Bagaimana keadaanmu?” tanya yeoja itu.
”Qwenjana...bagaimana denganmu?”
”Mmm.....sepertinya lebih baik kalau kita duduk!”
”Ne....”
Kami pun duduk di kusi panjang yang ada di taman itu.
”Keadaanku tidak terlalu baik.”
”Weo?”
”Aku menyesal.....”
”Menyesal?”
”Aku menyesali pertengkaran kita dulu.....Kalau pertengkaran itu tidak pernah terjadi, pasti sekarang aku masih tetap bahagia bersamamu.”
”Apa maksudmu?”
”Aku masih belum bisa melupakanmu! Aku masih mencintaimu!”
”Tapi hubungan kita sudah berakhir.”
”Apa kau sudah melupakanku?”
”Sekarang, aku sudah punya kekasih!”
”Jinja?”
”Ne.....”
”Ternyata kau sudah melupakanku ,ya?”
”Mian...”
”Mm...apa aku boleh minta satu pemintaan?”
”Apa itu?”
”Apa kau masih ingat kalau besok adalah hari ulang tahunku?”
”Oh ,iya! Besok adalah hari ulang tahunmu!”
”Maukah kau merayakannya bersamaku?”
”Mmm...kenapa tidak?”
”Kumawo! ”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar