“Nowana black and white…..” terdengar suara HP GNa berbunyi.
Ia pun segera merogoh tasnya, dan
ternyata ada SMS masuk. “ Kau sedang apa? “ dibacaya pesan itu. Lalu
jari-jarinya segera bergerak menekan tombol. Tampaknya ia akan membalas pesan dari kekasih yang
dicintainya itu.
”Sedang
memikirkanmu.....” balasnya. Dan tidak lama kemudian pesannya dibalas. ”Aku
juga.....kalau begitu datanglah .......bogosiphoyo.....”. Sebuah senyuman
mengembang di bibir Gna saat membaca pesan itu. Lalu dilangkahkan kakinya keluar
rumah dan masuk ke dalam mobil kesayangannya itu.
#Gna Pov#
Aku sampai
juga....kulangkahkan kakiku masuk ke dalam. Rumah ini adalah rumah yang sangat
spesial bagiku dan DuJun. Saat kami nanti menikah, kami akan pindah ke rumah
ini. Kami menyebut rumah ini dengan sebutan Du na (DuJun Jina)Rumah ini sangat
nyaman apalagi ditambah dengan kehangatan cinta kami berdua.
”Kau sudah
datang?” dia menghampiriku.
”Ne.....”
”Saranghae......”
dia mengecup keningku dengan hangat.
”Hya! Aku ingin
mengucapkan sesuatu.....” kataku dengan serius.
”Mwol?”
”Na.......pegophayo...”
aku menggerutu.
”Aish.....” DooJoon mengacak-acak rambutku.”Kenapa kau harus
lapar?”
“Tentu saja
karena belum makan….memangnya karena apa lagi!”
”Aish.....Qeure......bagaimana
kalau kita memasak bersama?” tawarnya.
”Masak apa?”
”Nasi goreng
cinta yang spesial.....”
”Dasar alay!” aku
beranjak ke dapur.
”Hya! Apa
katamu!”dia menyusulku.
Aku tidak
menjawabnya. Aku menyiapkan alat-alat memasakku. Dan tiba-tiba dia memelukku dari belakang. “Aku
tidak alay!” katanya sambil memelukku.
“Jadi apa lagi
kalau bukan alay? Mmmm.....mungkin lebay? Benarkan?”
“Ani.......”
”Aish...kalau
begitu lepaskan aku!”
”Weo? ”
”Hya! Tadi kau bilang kita akan memasak
berdua....!”
”Baiklah.....”
dia pun melepaskan pelukannya.
”Kuliti bawang
ini!”s
”Lalu apa
kerjamu?”
”Aku akan
menggoreng telur.....”
”Qeure.....”
”Aish......mataku
perih ...” jeritnya.”Hya! Jebal....ini sangat perih!”
Aku pun segera
mengambil handuk kecil. ”Ini ! Jangan gosok matamu dengan tangan! Nanti tambah
perih! Pakai ini!”saranku.
Dengan cepat dia mengambil handuk kecil itu.” Perih sekali!”
“Sekarang ayo
cuci tangan! Setelah itu basuh wajahmu!” aku pun menuntunnya ke kamar mandi.
Lalu dia cuci tangan dan membasuh wajahnya.
”Aish.....mata
indahku ini jadi merah!” keluhnya.
”Mwo? Mata indah?
Sudah menderita....kau masih tetap sombong!”
”Aku tidak
sombong ,tapi itu kenyataan. Apa kau tidak bangga kalau kekasihmu punya mata
indah seperti ini!”
”Hya! Apa kau
belum mandi?” tanyaku.
“Mwo? Hya! Itu
tidak mungkin!”
“Jadi, kalau
bukan bau badanmu, ini bau apa?”
“Mmm.....”
DooJoon mencoba menebak-nebak bau apa
itu.”Mmmm....ini....mmm....mungkin....mmm.....ya....ini
adalah....bau......gosong....bau gosong...!”
“Bau gosong?
Oh....iya, telurku!” aku segera berlari ke dapur. Dan benar, telur yang tadi
kugoreng telah gosong. Itu artinya aku harus menggoreng telur lagi.
Aish...menyebalkan!
“Bagaimana? Apa
benar-benar gosong?” DooJoon sedah kembali dari kamar mandi.
“Ne...”jawabku.”Apa
kau mau menguliti bawang lagi?”
”Siro!!!!”
tolaknya.
”Aish....malangnya
nasibku! Aku harus menguliti bawang dan menggoreng telur. Lalu menggoreng
nasinya juga.”
”Mian.....”
”Hya! Bagaimana
kalau kau yang menggoreng telurnya?”
”Siro!!!”
”Aish.....malangnya
nasibku.....” aku mengeluh.
”Mian...tapi aku
tidak mau!”
”Weo? Bukankah
sepasang kekasih itu harus saling membantu?”
”Mmmm.....mungkin
kali ini berbeda?”
“Di mana
cintamu?”
Baiklah! Jangan
mengeluh lagi! Aku akan
menggoreng telurnya!” dia akhirnya mengalah.
”Ha..ha...ha....kumawo chagi! “ kataku dengan manis.
“Kalau bukan demi
cinta, aku tidak akan melakukannya!”gerutu DooJoon.
Kami pun memasak
lagi, sampai nasi goreng itu masak dan tersaji di meja makan.” Wah! Wanginya!”
kataku.
”Ini aroma
cinta!” ucap DooJoon.
”Selamat makan!”
kataku sebelum menyantap nasi goreng itu.
Lalu kami
menyantapnya dengan lahap.
”Kenyangnya....!”
kataku.
”Aku juga!” ucap
DooJoon.
”Nowana black and white..........”bunyi HPku. Ada pesan masuk, aku pun membacanya.
“Mian….aku harus
pergi! Ada urusan penting!” kataku pada DooJoon.
”Wegure?”
”Mian!”
”Apa yang lebih penting dari aku?”
“Mian! Tapi aku
harus segera pergi….”
”Tidak boleh!”
”Hya! Ini
benar-benar penting!”
“Kalau begitu
katakan itu pesan dari siapa?”
”Mmmm...”
”Nuga?”
”Dari seorang
teman.....”
“Teman? Jadi
teman lebih penting dari kekasih.....”
”Bukan begitu!”
”Yeoja.....atau......namja?”
”Kau tidak perlu
tahu!”
”Aku perlu tahu!
Jawab aku!”
”Namja! Sudahkan?
Sekarang aku boleh pergi, kan?”
”Namja? Apa kau
sadar kalau sekarang kau sedang berbicara dengan kekasihmu?”
”Ara......”
”Kalau begitu ,
jangan pergi!”
”Mian...aku harus
pergi! Aku sudah janji! ” kataku sambil berlalu .
”Hya! Gna! Hya!”dia
berusaha menghentikanku, tapi aku terus melangkah. Aku harus pergi, aku sudah
janji......aku harus menemui seorang teman.....
#Di Taman#
”Gna!” panggil
seseorang. Aku pun memutar kepalaku untuk mengetahui siapa yang tadi
memanggilku. Ternyata HyunSeung!”
”Hya! Tadi
kupikir kau tidak akan datang! Ternyata kau datang!”
”Tentu saja! Aku
kan tidak pernah melanggar janjiku!”
”Ini...” aku
menyerahkan sebuah bingkisan beserta sepucuk surat. Itu adalah surat dari
sahabatku, namanya Hyuna...dialah alasanku tetap datang menemui Hyunseung
walaupun harus membuat DooJoon marah. Hyna adalah sahabat baikku, dia sudah
lama menukai HyunSeung. Aku sangat ingin membuat mereka menjadi sepasang kekasih.
”Apa ini?”
”Itu dari
Hyuna....,dia malu memberinya padamu! Jadi dia menitipnya padaku!”
”Hyuna?”
”Ne....”
”Katakan kalau
aku sangat berterimakasih!”
”Ne.....Kau juga harus memberinya hadiah!”
“Hadiah?”
“Ne, aku akan membantumu untuk memilih hadiah yang
disukainya!”
“Qeure….”
“Mmm…kita membeli
hadiah ke mana ,ya?”
“Mmm….memangnya
dia suka apa?”
”Dia suka boneka......boneka
kucing.....”
”Oh....sepertinya
di toko yang itu ada boneka!”
”Kalau begitu kita
ke sana!”
Kami pun berjalan
menuju toko itu.” Bagaimana
dengan hubungan kalian? Masih tetap romantis dan bahagia?”
“Apa maksudmu?”
“Jangan pura-pura
bodoh!”
“Hubungan apa?”
“Hubunganmu
dengan kekasihmu itu?”
“Kekasihku?
Maksudmu DooJoon?”
”Siapa lagi? Memangnya
kau punya berapa kekasih?”
”Hya! Aku ini
setia!”
”Benarkah?”
”Tentu saja!”
”Menurutku kalian
adalah pasangan paling diidamkan semua orang!”
”Weo?”
”Tentu saja!
Kalian itu romantis, saling mencintai, dan masih banyak lagi...”
”Jinja?”
”Qeure....”
Perbincangan itu
membuat kami tidak sadar, bahwa toko itu sudah berada di depan mata.
”Ayo!” ajaknya.
Kami pun masuk,
dan melihat-lihat boneka kcing yang lucu. ”Apa ini bagus?” tanya Hyunseung.
”Mmm....sepertinya
Hyuna akan lebih suka yang ini!” aku menunjuk sebuah boneka kucing putih yang
sangat manis.
”Qeure?”
”Ne...aku jamin!”aku
meyakinkannya.”Onnie! Kami beli yang ini!” kataku pada penjaga toko itu.
”Wah! Ini pilihan
yang tepat! Semoga hubungan kalian abadi!” ucapnya.
Lalu kami
meninggalkan toko itu.” Dia menyangka kalau kita adalah sepasang kekasih!”
ucapku.
”Ne, tapi kalau
kita menjelaskannya akan memakan waktu yang agak lama.”
”Baiklah! Nanti bungkus boneka kucing manis ini! Lalu jangan lupa balas suratnya! Arosso!”
”Ne......”
#Esok harinya#
Senangnya....hari
ini aku libur.......Mmm...apa yang akan kulakukan ,ya? Mm.....aku akan sarapan,
lalu pergi ke mall. Ha..ha...ha...Sudah lama aku tidak libur. Setelah di
mallseharian, aku akan pergi ke sauna.
Mmm....mungkin
akan lebih menyenangkan jika aku pergi dengan DooJoon. Lebih baik sekarang aku
meneleponnya.
Aku pun meraih HP
ku yang ada di atas meja. Lalu menghubunginya. Tapi, tidak dijawab. Ada apa?
Sebelumnya dia tidak pernah mengabaikan teleponku. Apa Hpnya tertinggal di
suatu tempat?
Ah...munkin lebih
baik aku menemuinya. Mm.....kira-kira
dia di mana ,ya? Di rumahnya, atau di rumah DuNa? Ah...lebih baik aku ke rumah
DuNa dulu, kalau dia tidak ada baru aku ke rumahnya.
Aku pun pergi ke
rumah DuNa. Tapi, di sana
tidak ada orang. Mungkin dia di rumahnya. Lalu aku pergi ke rumahnya, benar
saja, mobilnya masih di sana. Aku pun mertanya pada pembantunya apa DuJun ada
di rumah. Dan dia bilang DuJun ada di rumah. “Tolong panggilkan ,ya!” pintaku.
Tidak lama
kemudian, DuJun turun dari lantai atas, “Wegure?” katanya dingin.
”Apa harus ada
alasan agar seorang wanita bisa bertemu dengan kekasihnya?” kataku.
”Tolong jangan
berbelit-belit! Katakan apa maumu?”
”Ada apa
denganmu?”
”Aku bilang
katakan apa yang membawamu ke sini!”
”Hari ini aku
libur. Jadi aku ingin mengajakmu ke mall!”kataku terang-terangan.
”Kenapa kau tidak
pergi bersama cinggumu yang penting itu?”
”Mwo?”
”Kau kan lebih
memilihnya daripada aku! Jadi pergilah bersamanya!”
”Jadi kau marah?
Hya! Kita kan bukan anak-anak lagi, jadi tolong ubah sifatmu itu!”
”Apa kau tahu
bagaimana perasaanku saat kau lebih memilih temanmu yang tidak jelas itu
daripada aku? Apa kau tahu? Apa kau pernah berpikir tentang perasaanku?”
”Mian!”
”Kau meminta
maaf, tapi kau samasekali tidak menyesal ,kan!” bentak DuJun. Selama ini, aku
tidak pernah membentakku. Apa kesalahanku ini sudah sangat fatal?
”Mian! Aku
menyesal! Aku tidak tahu kalau kau akan semarah ini! Aku tidak akan
mengulanginya lagi! Mian! Jeongmal mianhe!”
Sepertinya dia
tidak yakin kalau aku benar-benar menyesal. Dia membalikkan tubuhnya dan hendak
kembali ke kamarnya. Melihat itu, aku langsung mengejarnya dan memeluknya dari
belakan. ” Mianhe!” kataku.”Jeongmal mianhe! Aku tidak akan mengulanginya! Aku
mencintaimu! Semalam aku hanya bertemu seorang teman! Kami hanya teman! Tidak lebih! Saranghae!”
”Jinja?”
”Ne.....aku sudah
punya kau. Mana mungkin aku mencintai namja lain....”
Mendengar ucapanku,
dia membalikkan badannya lalu memelukku.” Aku juga sangat mencintaimu! Aku
tidak ingin kau pergi! Aku sangat takut kehilanganmu!”ucapnya.
Lalu dia
melepaskan pelukannya, dan memegang daguku. Wajahnya mendekat.....sekarang
tidak ada jarak diantara kami berdua. Bahkan, bibir kami pun telah menyatu.
Dengan lembut, dilumatnya bibirku.
#Esoknya#
#DuJun Pov#
Hari ini JiNa
sangat sibuk. Aku jadi tidak bisa menemuinya. Aku rindu padanya. Aku pun terus
melangkahkan kakiku di taman ini, sampai mataku tiba-tiba terhenti karena
melihat sesorang. Dia....dia...adalah orang yang kucintai dulu.
”Anyeongaseyo!
Lama tidak bertemu! Bagaimana keadaanmu?” tanya yeoja itu.
”Qwenjana...bagaimana
denganmu?”
”Mmm.....sepertinya
lebih baik kalau kita duduk!”
”Ne....”
Kami pun duduk di
kusi panjang yang ada di taman itu.
”Keadaanku tidak
terlalu baik.”
”Weo?”
”Aku
menyesal.....”
”Menyesal?”
”Aku menyesali
pertengkaran kita dulu.....Kalau pertengkaran itu tidak pernah terjadi, pasti
sekarang aku masih tetap bahagia bersamamu.”
”Apa maksudmu?”
”Aku masih belum
bisa melupakanmu! Aku masih mencintaimu!”
”Tapi hubungan
kita sudah berakhir.”
”Apa kau sudah melupakanku?”
”Sekarang, aku
sudah punya kekasih!”
”Jinja?”
”Ne.....”
”Ternyata kau
sudah melupakanku ,ya?”
”Mian...”
”Mm...apa aku
boleh minta satu pemintaan?”
”Apa itu?”
”Apa kau masih
ingat kalau besok adalah hari ulang tahunku?”
”Oh ,iya! Besok
adalah hari ulang tahunmu!”
”Maukah kau
merayakannya bersamaku?”
”Mmm...kenapa
tidak?”
”Kumawo! ”